Surat Terpilih untuk Februari oleh Baiq Cynthia

"Jika perasaan sulit disuarakan maka suratkanlah"

Surat untuk Februari. 

Hai Februari!
Bulan penuh cinta yang juga mengajarkan arti rela dan ikhlas ketika tidak sanggup memiliki. Gejolak bulan ini terasa menjemukan. Diberi kesempatan menjelajahi rasa suka, suka, cemas dan khawatir.

Februari mengingatkan pada ujian rasa dan batin. Ketika setiap lingkaran cobaan melilit mengepung diri hingga terjerat. Kehilangan hasrat untuk bangkit. Angan-angan seakan pupus.
Banyak menelan komentar demi komentar hingga lisan tak sanggup menimpali tentang kesuksesan yang belum diraih.

Februari terlalu banyak kisah yang terlewati setiap harinya. Aku tak bisa memeluk erat kepingan memori itu selain mengingat tentang kisah yang usai di Februari. Bukan soal perpisahan tetapi tentang mencari penerimaan akan keputusan tidak dicintai.

Namun Februari itu juga dibebat cinta yang bersemi seperti kembang yang telah lama terlelap di musim dingin.

Februari pun berkisah tentang pusaran hidup yang seperti riak. Ia menjelma seakan waktu ini terlalu cepat berlalu. Meskipun potongan hati pernah raib di bulan Februari. Pernah kehilangan buah hati di bulan Februari atau mengalami ujian hebat di Februari masa silam. Aku pun mulai mengerti kalau itu terjadi karena banyaknya alasan untuk terjadi. Semua yang terjadi belum tentu bisa aku kuasai. Skenario Allah yang berperan.

Musim ini berbeda, rinai hujan jarang menyapa bumi. Padi-padi sedikit yang merunduk. Kemarau datang lebih lama dari biasanya. Menyambut bulan suci yang akan datang beberapa pekan lagi.
Februari terima kasih sudah datang tak hanya sekadar menyapa, tetapi hadirkan banyak kisah. Sejenak kukayuh perputaran tanggal dengan terengah-engah. Perlahan-menelusuri malam yang sedikit hangat atau siang yang terlalu menyengat. Tak ada alasan untuk berhenti bergerak, ada banyak wajah yang selalu menanti agar aku terus tersenyum. Ada banyak orang yang terkadang membutuhkan hadirku.
Kebisingan komentar akan berlalu, kesulitan dan gagal bukan hasil akhir. Aku akan terus mengejar ketertinggalan. Walaupun tanpa purnama pada bulan ini, Februari tetaplah bulan yang penuh rekam jejak bahagia.

Jember, di ujung Senja.

#SuratuntukFebruari2024 #PecanduBukudiKaryaKarsa
#PecanduBuku